Hiruk pikuk menyongsong Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat, th. 1955 mendidihkan semangat cinta Tanah Air. Bagaimana tidak, Indonesia jadi pencetus sekalian pelopor kemandirian bangsa-bangsa Asia serta Afrika yang notabene membanggakan anak negeri.
Saat itu Presiden Republik Indonesia Ir Sukarno tampak dimuka. Beberapa kepala negara Asia serta Afrika yang ada menyimpan rasa hormat pada Ayah Pendiri Republik Indonesia itu. Beberapa pemimpin yang ada salah satunya Perdana Menteri RRC Cho En Lai, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, serta Jauh sebelumnya itu Bandung adalah satu titik incaran bangsa dari benua Eropa.
BACA : biaya pembuatan menara tandon air
Kota yang berudara sejuk ini jadikan Belanda jadi pusat penyelenggaraan pemerintahan untuk lokasi Priangan atau Jawa Barat sekarang ini. Tidak pelak, dibangunlah beberapa bangunan-bangunan pemerintahan serta penunjangnya. Jejak bangunan kolonial masih tetap tersisa serta dirawat dengan baik sampai saat ini. Salah nya ialah Gedung Sate yang saat ini jadikan kantor Gubernur Jawa Barat.
Wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung seolah tidak lengkap apabila tidak berkunjung atau berpose dimuka gedung yang berumur sekitaran 97 th. ini. Bangunan yang didominasi warna putih itu mempunyai luas bangunan lebih dari 10 ribu mtr. persegi (m2). Bangunan ini dimaksud Gedung Sate karna sisi atas mirip tusuk sate.
Saat ini, gedung yang sistem pembangunannya menelan saat lima th. itu jadi ikon kota Bandung, bahkan juga Propinsi Jawa Barat. Tempatnya begitu strategis di jantung pusat pemerintahan serta usaha ibu kota Jawa Barat.
Sisi atapnya dihiasi ornament ukiran kayu jati berusia nyaris 100 th.. Konon, pengukir intinya yaitu 150 orang yang dihadirkan dari Tiongkok. Beberapa pengukir dari Tiongkok lalu dibantu tenaga lokal dari Bandung serta sekelilingnya. Pembangunan Gedung Sate berjalan selama 1920 sampai 1924. Pembangunannya melibatkan 2. 000 pekerja serta menggunakan dana enam juta Gulden.
Kuat serta utuhnya Gedung Sate sampai saat ini, seperti diambil dari wikipedia, tidak lepas berbahan serta tehnis konstruksi yang digunakan. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran besar (1 × 1 × 2 m) yang di ambil dari lokasi perbukitan batu di Bandung timur sekitaran Arcamanik serta Gunung Manglayang. Konstruksi bangunan Gedung Sate memakai langkah konvensional yang profesional dengan memerhatikan standard tehnik.
BACA JUGA : ukuran seng gelombang
Gedung Sate berdiri di atas tempat seluas 27. 990, 859 mtr. persegi (m2), luas bangunan 10. 877, 734 m² terbagi dalam Lantai dasar 3. 039, 264 m², Lantai I 4. 062, 553 m², teras lantai I 212, 976 m², Lantai II 3. 023, 796 m², teras lantai II 212. 976 m², menara 121 m², serta teras menara 205, 169 m².
Di puncaknya ada “tusuk sate” dengan enam buah ornament sate (versus beda mengatakan jambu air atau melati), yang melambangkan 6 juta gulden, yaitu cost yang dipakai untuk membuat Gedung Sate.